Belum lewat sepekan geger buah bibir soal pembelian 5.000 pucuk senjata yang diungkapkan Panglima TNI. Sekarang, lagi-lagi, soal pembelian senjata bikin ramai pembicaraan.
Mulanya tersiar informasi sejumlah pucuk senjata dan amunisi milik Polri yang diimpor tertahan di penyimpanan kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (29/9) malam. Senjata berjenis Stand-Alone Grenade Launcher (SAGL) tiba dengan pesawat sewaan Antonov An-12 TB dengan maskapai Ukraine Air Alliance UKL 4024.
Atas informasi tersebut, keesokan harinya, pihak Polri memberi tanggapan di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
"Senjata adalah betul milik Polri dan adalah barang yang sah. Semuanya sudah sesuai dengan prosedur mulai dari perencanaan proses lelang kemudian proses berikutnya di-review staff Irwasum (Inspektorat Pengawasan Umum Polri) dan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, Sabtu (30/9).
Lebih jauh, menampik isi kepala publik yang bertanya-tanya apakah pembelian senjata itu bermasalah, ia menjelaskan penahanan senjata itu bagian dari prosedur karantina. Tidak ada satu prosedur pun yang bermasalah, termasuk mengenai surat-surat.
Senjata itu disebut memang mesti dikarantina, untuk kemudian diproses oleh Badan Intelijen Strategis TNI. Untuk menampik dugaan miring sebelum berkembang lebih liar, Setyo juga menyatakan sebelumnya pun pembelian senjata jenis yang sama pernah dilakukan pada 2015 dan 2016.
Senjata yang dibeli merupakan jenis pelontar granat yang diimpor dari Bulgaria. Jumlahnya diperkirakan mencapai 280 pucuk. Komandan Korps Brimob Irjen Murad Ismail memberi keterangan bahwa senjata tersebut diperuntukkan bagi kesatuan Brimob.
Tujuannya, kata dia, bukan untuk membunuh. Sebab, jenis itu tidak bisa diisi dengan amunisi yang mematikan. Melainkan hanya amunisi berupa peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, dan peluru asap --yang ia sebut hanya akan memberikan efek kejut.
"Paling sial luka," tukas Murad.
Read more at https://kumparan.com/wandha-hidayat/kasak-kusuk-impor-senjata-pelontar-granat-brimob#c0WUmBd3Q33WYKUZ.99Kasak-kusuk Impor Senjata Pelontar Granat Brimob
James Lansdowne Norton lahir di Birmingham pada tahun 1869, seorang anak pembuat lemari. Sebagai anak laki-laki ia menunjukkan bakat pertama pada pembuatan perangkat mekanik dan setelah menyelesaikan pendidikan magang nya di pabrik perdagangan perkakas perhiasan. Pada tahun 1898 ia memulai membangun Norton Manufacturing Co untuk membuat rantai dan barang-barang lainnya untuk sepeda. Motor Norton pertama diproduksi pada tahun 1902,sepeda dengan bermesin Clement Belgia dibawah tabung depan. Motor Norton dengan mesin Peugeot memenangkan Balap TT pertamakali pada tahun 1907, ditunggangi oleh Rembrandt Fowler yang harus mengatasi beberapa kendala dan perubahan busi. Pada tahun 1909 ada delapan model yang ditawarkan untuk dijual, dua dengan mesin merk lain, enam dengan mesin Norton. Harrods adalah Agen pertama di London. Norton adalah seorang insinyur yang handal dengan perjuangan nya yang gigih, akan tetapi perjalan bisnis tidak semudah yang dibayangkan, pada ta
Honda C70 merupakan salah satu seri keluarga sepeda motor Honda Super Cub yang sempat malang melintang di jalanan Indonesia. Oleh para penggemarnya, kendaraan itu dijuluki si Pitung, kok bisa? Selain varian Honda CB, sepeda motor Honda produksi lawas yang tak kalah terkenal adalah varian Honda Super Cub. Varian dengan nama alias Honda C Series itu merupakan cikal bakal bentuk motor bebek yang dipakai Honda hingga saat ini. Di Indonesia, beberapa varian Honda Super Cub sempat populer pada tahun 1960-an. Varian Honda Super Cub itu adalah Honda C50, Honda C90 dan Honda C70. Dari tiga varian itu, Honda C70 menduduki varian Honda C Series terpopuler dengan jumlah pengguna terbanyak. Dengan mesin berkubikasi 70 cc, motor itu lebih akrab dipanggil dengan sebutan si Pitung. Asalnya dari kata “pitung puluh” dalam bahasa Jawa yang berarti “tujuh puluh”. Sejarah Honda C Series dan C70 Dikutip Solopos.com dari Wikipedia dan berbagai sumber, Kamis (19/2/2015), se
George Brough with his Motorcycle Sesuai judul,akhir-akhir ini saya lagi gandrung baca-baca tentang sejarah motor-motor tercepat di tahun 1900an awal. Ngebut disaat itu memang hal yang tabu dan jarang dilakukan brosist,karena memang dulu belum banyak kendaraan dan jika ada pun hanya dibuat untuk akomodasi atau mengantar barang. Berbeda dengan George Brough,dedikasinya pada kecepatan bisa dibilang sangat mantap dan patut diacungi jempol!! di zaman yang bahkan kendaraanpun masih jarang dan masih lambat jalannya,si Brough ini sudah bisa memacu kendaraan buatannya sendiri dengan kecepatan lebih dari 100 mph atau 160 km/jam!!. Penasaran? kita lihat dulu biografinya brosist.. George Brough lahir pada tanggal 21 April 1890,di 10 Mandalay Street, Basford, Nottingham. Kecintaannya kepada motor dan kecepatan diturunkan dari Ayahnya yang juga pembuat kendaraan,William Edward Brough. William mulai membuat kendaraan di pabrik rumahannya yang terletak di Nottingham,di tahun yan
Comments
Post a Comment